Peluang BISNIS ONLINE

Selasa, 27 Maret 2012

Akuntansi Lingkungan, Dukungan Akuntansi Kepada Manajemen Dalam Bisnis Yang Semakin Peduli Lingkungan

Oleh: Dr. Dian Imanina Burhany, SE., MSi., Ak.

(Publikasi pada : Proceeding Seminar Nasional Akuntansi - Bisnis (SNAB) 2012, 27 Maret 2012, ISSN : 2252-3936)


Abstract
Nowadays, business are faced with external pressure from stakeholders about social issues. Environmental issue is one of important issue that has to be accomodated by company. Actually, based on many researches, companies those care and aware to environment or have good environmental performance, will have good financial performance. Company awareness to environmental need support from accounting because management need information to make decision about that environmental aspect in daily operations of company. Environmental accounting can fill the need and support management by providing environmental information, phisically and monetary, so that management can manage and make decision about all environmental aspect in company.
Keywords: environmental accounting, environmental management accounting, environmental costs, phisically, monetary.

Pendahuluan
Tantangan dunia bisnis saat ini semakin sulit dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan masa lalu. Jika dulu perusahaan cukup fokus pada masalah yang berkaitan langsung dengan aspek bisnis, baik secara internal maupun eksternal, dalam skala mikro maupun makro, maka saat ini perusahaan harus mengakomodir masalah lainnya yang tidak selalu bernuansa bisnis. Prahalad dan Hamel (1994) mengatakan bahwa saat ini banyak tekanan yang dihadapi perusahaan yang bukan berasal dari kekuatan persaingan yang berbasis pada aspek manajemen atau bisnis yang bersifat tradisional tetapi berasal dari isu sosial. Isu sosial merupakan tantangan terbaru yang harus dihadapi oleh dunia bisnis seiring dengan meningkatnya kesadaran para stakeholder perusahaan bahwa mereka berhak untuk diperhatikan dan menjadi bagian dari pertimbangan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Dengan kata lain, perusahaan tidak cukup hanya menjalankan bisnisnya dengan tujuan untuk mendapatkan dan memaksimalkan laba untuk kepentingan shareholder semata, tetapi juga harus bertanggung jawab secara sosial kepada seluruh stakeholder-nya, terutama kepada non-financial stakeholder yang selama ini diabaikan.

Selama lebih dari tiga dekade ini, tekanan agar perusahaan melakukan tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility, yaitu lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap aspek sosial, yang meliputi tanggung jawab terhadap karyawan, masyarakat sekitar, lingkungan, dan berbagai pihak lainnya, semakin meningkat (McWilliams dan Siegel, 2000). Secara spesifik, isu lingkungan yang merupakan bagian dari isu sosial secara keseluruhan, menjadi isu yang semakin hangat dan semakin menekan dunia bisnis dari waktu ke waktu. Isu lingkungan menjadi perhatian dan sorotan terutama karena semakin meningkatnya . . . .. . . . . (baca_selengkapnya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar